Sabtu, 09 Oktober 2010

Rencana Penulisan


    
      Pembuatan karya tulis, baik karya fiksi non fiksi, selalu diawali dengan sebuah rencana penulisan.  Rencana penulisan yang matang menjadi koridor bagi  penulis dalam bekerja. Dia memberi petunjuk ke arah mana tulisan itu mesti disusun. Sedangkan dalam proses pencarian data, rencana penulisan membantu penulis agar bisa cepat menseleksi data. Bila sesuai dengan arah penulisan data tersebut harus diambil. 

Demikian pula sebaliknya. Data-data yang tidak relevan tidak perlu dipertimbangkan untuk digunakan sebagai pendukung ide yang dikembangkan. Dalam bekerja seorang penulis berhadapan dengan data yang tidak terhitung jumlah. Sebuah rencana tulisan yang baik akan membantu penulis dengan cepat menseleksi data-data itu.

Dengan demikian akan dihasilkan karya tulis yang baik karena penulis mengerti dengan pasti batas-batas pekerjaannya. Penyusunan rencana penulisan berkaitan  erat  dengan ketrampilan atau kemampuan seorang penulis dalam mengklasifikasikan data dan informasi. 

Penulis bisa dengan cepat menyusun rencana penulisan apabila dia memiliki pengalaman membaca yang luas. Pemahamannya terhadap sesuatu bidang  sangat membantu dan menentukan kualitas rencana penulisan yang disusunnya. Ini terjadi karena semenjak awal dia memilih tema tulisan dalam benaknya sudah tersimpan banyak informasi tentang pilihannya.

            Rencana tulisan tidak akan diserahkan kepada  pembaca. Untuk sebuah kerja tim rencana tulisan berguna dalam pembentukan kerjasama antar anggota tim. Bila pekerjaan mesti diselesaikan dalam tenggat waktu terbatas, misalnya pembuatan laporan jurnalistik, rencana tulisan menjadi sangat penting.

1. Latar Belakang

Penyusunan karya tulis selalu diawali dengan  latar belakang masalah. Ini gambaran awal persoalan yang akan dibahas dalam tubuh tulisan yang akan dikerjakan. Akan tetapi rumusan ini masih merupakan sesuatu yang umum. Latar belakang masalah sebenarnya memberi beberapa kemungkinan arah tulisan.

Bagian ini merupakan pengantar bagi para pembaca sebelum mengerti pokok persoalan yang akan dibahas. Biasanya, terutama dalam jurnalistik, bagian ini berupa diskripsi atau narasi yang disusun berdasarkan hasil observasi awal penulis.

2. Rumusan Masalah dan sudut penulisan

Rumusan masalah merupakan formulasi disusun berdasarkan latar belakang masalah dengan tujuan mempertajam permasalahan. Sedangkan sudut penulisan merupakan pilihan perspektif, atau angel dalam  jurnalistik, dalam membahas atau menganalisis masalah yang dirumuskan.

Pilihan sudut pandang penulisan Sedangkan rumusan masalah bisa disederhanakan dalam sebuah pertanyaan besar. Pertanyaan itulah yang akan dijawab dalam tulisan tersebut. Jawaban itu merupakan sebuah uraian panjang dalam tubuh tulisan.


                         

3 Sistematika Penulisan

Tentu saja upaya menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah tidak dilakukan secara serta merta. Rumusan masalah merupakan sesuatu yang komplek, untuk mengantar pembaca memahaminya perlu dilakukan pembahasan masalah sebagian demi sebagian. Pembagian pembagian masalah dalam sebuah buku dikenal dengan bab, dalam drama atau film sinetron dikenal dengan episiode. Bila dianggap perlu pembagian itu bisa diperkecil lagi menjadi misalnya sub-bab. 

Hasil dari pembagian itu secara keseluruhan dikenal dengan sistematika penulisannya. Semestinya dalam tubuh tulisan sistematikan dipertegas dalam bab atau subbab. Dalam novel biasanya hanya dibagi dalam bab tidak ada sub bab karena penulisan mengharapkan pembaca menemukannya setelah mengikuti narasi dan diskripsi yang dikembangkannya. Namun dalam karya ilmiah sistematika diungkapkan secara tegas.

4. Sumber Tulisan

     Tulisan akan menjadi baik dan bisa dipercaya oleh pembaca apabila penulis mengambil pilihan nara sumber penulisan yang tepat. Misalnya dalam menulis sebuah kecelakaan lalu lintas sumber utama yang dipilih adalah pengemudi yang mengalami kecelakaan, saksi mata, petugas kepolisian, pengamat transportasi dan seterusnya.

     Pilihan nara sumber yang ditepat diharapkan akan memberikan informasi yang akurat tentang sesuatu hal atau kejadian yang akan ditulis. Untuk itu penulis mesti pandai mengembangkan pilihan nara sumber. Dia mesti menyiapkan diri dengan baik agar nara sumber tersebut bersedia mengungkapkan fakta/informasi yang dibutuhkan.


Contoh Rencana Tulisan: Kasus Mal Citraland


1.      Latar Belakang:
Mal atau pusat perbelanjaan di Jakarta berjumlah puluhan. Beberapa mal sudah berusia lebih dari sepuluh tahun, misalnya Sarinah, Ratu Plaza dan sebagainya. Kehadiran mal dalam jumlah besar itu menimbulkan persaingan. Tidak mengherankan apabila muncul kompetisi yang ketat.

2    Rumusan Masalah dan sudut penulisan:
Citraland merupakan salah satu mal kelas menengah yang terus hadir  di tengah persaingan yang ketat itu. Dia telah hadir lebih dari sepuluh tahun lalu. Kendati berdekatan dengan mal Taman Anggrek, Citraland masih terus bertahan dan meraih untung.  Bagaimana strategi manajemen citraland mememangkan persaingan itu?



Sistematika Penulisan:

1.Pengantar

-          latar belakang masalah
-          Rumusan Masalah

2.Pembahasan

  - Persaingan Mal papan tengah: Citraland, PIM 1, Sarinah
  - Karakter Citraland: keunggulan dan kelemahan
  -Peluang dan tantangan


  1. Penutup
Kesimpulan: misalnya Citraland merupakan mal yang em

Sumber Penulisan:

  1. Pengunjung.
  2. Pedagang atau penyewa ruang
  3. Petugas/pekerja mal/masyarakat sekitar
  4. Event organiser
  5. Manajemen, Humas Mal
  6. Pemilik Mal
  7. Pusat informasi properti (REI, Pusat Kajian properti dll)
  8. Kliping media dan buku referensi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar